Tuesday 5 September 2017

Contoh Makalah Sejarah

 

MAKALAH SEJARAH

 

JUDUL : PENGARUH SOSIAL dan EKONOMI       DIBERBAGAI  DAERAH SEJAK ERA       REFORMASI

 

O

L

E

H

 

KELOMPOK 5 : 1. MUHAMMAD THOKSYN FURQON B

      2. IKSAN

      3. HENRIATI

      4. IRLAN MANSUR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu guru sejarah kami ibu Hadijah Baruta S.pd yg telah membimbing kami menyelesaikan tugas makalah ini.Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

 

Watumotobe 7 September 2017

Penyusun :

Muhammad Thoksyn Furqon

Iksan

Henriati

Irlan Mansur

 

 

DAFTAR ISI

 

 

Halaman............i

Halaman judul............ii

Kata pengantar............iii

BAB 1.PENDAHULUAN

A. Latar belakang……………..

B. Rumusan masalah…………….

C. Tujuan pembahasan…………….

BAB 2.PEMBAHASAN

A. Kondisi sosial ekonomi masyarakat sejak reformasi…………….

B. Kondisi ekonomi masyarakat indonesia sejak reformasi………………

C. Kondisi sosial di derah kalimantan barat……………………………….

D. Kondisi ekonomi sosial di daerah maluku sejak reformasi……………

E. Krisis moneter pada era reformasi…………………………………………..

F. Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di daerah sulawesi tengah sejak reformasi…...

BAB 3.PENUTUP

A. Kesimpulan…………………

B. Saran………………………

Daftar Pustaka...........

 

 

 

BAB 1.PENDAHULUAN

 

A. Latar belakang

Terjadinya krisis ekonomi dan politik di Indonesia menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat pada pemerintah merosot tajam. Akibatnya, gelombang unjuk rasa dan kerusuhan sosial terjadi dimana-mana. Kerusuhan sosial, amuk massa, penghancuran dan pembakaran pusat-pusat kegiatan ekonomi terjadi di kota-kota Indonesia. Krisis ekonomi dan sosial telah menghambat proses perubahan struktur ketenagakerjaan di Indonesia.

 

B. Rumusan masalah

Ø Kondisi sosial budaya masyarakat sejak reformasi

Ø Kondisi ekonomi masyarakat indonesia sejak reformasi

Ø Kondisi sosial di derah kalimantan barat

Ø Kondisi ekonomi di daerah maluku sejak reformasi

Ø Krisis moneter pada era reformasi.

Ø Kondisi sosial dan ekonomi di daerah sulawesi tengah

 

C. Tujuan pembahasan

Ø Menjelaskan Kondisi sosial budaya masyarakat sejak reformasi

Ø Menjelaskan Kondisi ekonomi masyarakat indonesia sejak reformasi

Ø Menjelaskan Kondisi sosial di derah kalimantan barat

Ø Mampu menjelaskan Kondisi ekonomi di daerah maluku sejak reformasi

Ø Mampu menjelaskan Krisis moneter pada era reformasi.

Ø Menjelaskan  Kondisi sosial dan ekonomi di daerah sulawesi selatan

 

 

 

 

BAB 2.PEMBAHASAN

 

A. Kondisi sosial ekonomi masyarakat sejak reformasi

Kondisi Sosial Masyarakat Sejak ReformasiSejak krisis moneter yang melan da pada pertengahan tahgun 1997, perusahaan perusahaan swasta mengalami kerugaian yang tidak sedikit, bahkan pihak perusahaan mengalami kesulitan memenuhi kewajibannya untuk membayar gaji dan upah pekerjanya.Keadaan seperti ini menjadi masalah yang cukup berat karena disatu sisi perusahaan mengalami kerugaian yang cukup besar dan disisi lain para pekerja menuntut kenaikan gaji. Tuntutan para pekerja untuk menaikkan gaji sangat sulit dipenuhi oleh pihak perusahaan, akhirnya banyak perusahaan yang mengambil tindakan untuk mengurangi tenaga kerja dan terjadilah PHK.Para pekerja yang deberhentikan itu menambah jumlah pengangguran, sehingga jumlah pengangguran diperkirakan mencapai 40 juta orang. Pengangguran dalam jumlah yang sangat besar ini akan menimbulkan terjadinya masalah masalah social dalam kehidupan masyarakat. Dampak susulan dari pengangguran adalah makin maraknya tindakan tindakan criminal yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.Oleh karena itu hendaknya pemerintalh dengan serius menangani masalah pengangguran dengan membuka lapangan kerja yang dapat menampung para penganggur tersebut. Langkah berikutnya, pemerintah hendaknya dapat menarik kembali para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, sehingga dapat membuka lapangan kerja baru untuk menampung para penganggur tersebut. Masalah pengangguran merupakan masalah social dalam kehidupan masyarakat dan sangat peka terhadap segala bentuk pengaruh.

 

B. Kondisi ekonomi masyarakat Indonesia sejak reformasi

Kondisi Ekonomi Masyarakat IndonesiaSejak berlangsungnya krisis moneter pertengahan tahun 1997, ekonomi Indonesia mulai mengalami keterpurukan. Keadaan perekonomian makin memburuk dan kesejahteraan rakyat makin menurun. Pengangguran juga semakin luas. Sebagai akibatnya, petumbuhan ekonomi menjadi sangat terbatas dan pendapatan perkapita cenderung memburuk sejak krisis tahun 1997.Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat, pemerintah melihat lima sector kebijakan yang harus digarap, yaitu perluasan lapangan kerja secara terus menrus melalui investasi dalam dan luar negeri se efisien mungkin.Penyediaan barang kebutuhan pokok sehari hari untuk memenuhi permintaan padaharga yang terjangkau.Penyediaan failitas umum seperti rumah, air minum, listrik, bahan baker, komunikasi,

angkutan dengan harga terjangkau.Penyediaan ruang sekolah, guru dan buku buku untuk pendidikan umum dengan harga terjangkau.Penyediaan klinik, dokter dan obat onbatan untuk kesehatan umum dengan harga yang terjangkau pula.Disamping penanganan masalah pengangguran,dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat, pemerintah hendaknya juga memperhatikan harga harga produk pertanian Indonesia, karena selama masa pemerintahan Orde Baru maupun sejak krisis 1997 tidak pernah berpihak kepada petani. Apabila pendapatan petani meningkat, maka permintaan petani terhadap barang barang non pertanian juga meningkat. Dengan ditetapkannya harga produk pertanian yang tidak merugikan petani, maka para petani yang mampu membeli produk industri non pertanian akan memberi semangat bangkitnya para pengusaha untuk mengembangkan kegiatan perusahaannya.Pihak pemerintah telah berusaha untuk membawa Indonesia keluar dari krisis. Tetapi tidak mungkin dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, pemerintah membuat skala prioritas yang artinya hal mana yang hendaknya dilakukan agar Indonesia keluar dari krisis.Terpilihnya presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Soekarno Putri yang naik menggantikan Gus Dur bertugas untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat dengan meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat. Namun dengan kondisi perekonomian Negara yang ditinggalkan oleh pemerintahan Soeharto, tidak mungkin dapat diatasi oleh seorang Presiden dalam waktu singkat. Oleh sebab itu untuk mengatasi krisis, presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan Republik Indonesia, memerlukan penyelesaian secara bertahap berdasarkan skala prioritas.

 

C. Kondisi sosial di daerah kalimantan barat

Konflik sosial yang terjadi di Kalimantan Barat melibatkan etnik Melayu, Dayak, dan Madura. Kejadian bermula dari tertangkapnya seorang pencuri di Desa Parisetia, Kecamatan Jawai, Sambas, Kalimantan Barat yang kemudian dihakimi hingga tewas pada tanggal 19 Januari 1999. Kebetulan pencuri tersebut beretnis Madura, sedangkan penduduk Parisetia beretnis Dayak dan Melayu. Entah isu apa yang beredar di masyarakat menyebabkan penduduk Desa Sarimakmur yang kebanyakan dihuni etnis Madura melakukan aksi balas dendam dengan menyerang dan merusak segala sesuatu di Desa Parisetia. Akibatnya, terjadi aksi saling balas dendam antaretnis tersebut dan menjalar ke berbagai daerah di Kalimantan Barat. Pemerintah berusaha mendamaikan konflik tersebut dengan mengajak tokoh masyarakat dari masing-masing etnis yang ada untuk membentuk Forum Komunikasi Masyarakat Kalimantan Barat. Dengan wadah tersebut segala permasalahan dicoba diselesaikan secara damai.

 

D. Kondisi sosial ekonomi di daerah maluku sejak reformasi

Konflik sosial yang dipicu oleh konflik agama juga terjadi di Maluku. Kejadian diawali dengan bentrokan antara warga Batumerah, Ambon, dan sopir angkutan kota pada tanggal 19 Januari 1999. Namun, seperti konflik yang terjadi di wilayah Indonesia lainnya, tanpa tahu isu apa yang beredar di masyarakat, terjadiketegangan antarwarga. Puncaknya terjadi kerusuhan massa dengan disertai pembakaran Masjid Al-Falah. Warga Islam yang tidak terima segera membalas dengan pembakaran dan perusakan gereja. Konflik meluas menjadi antaragama.

Namun, anehnya konflik yang semula antaragama berkembang menjadi gerakan separatis. Sebagian warga Maluku pada tanggal 25 April 2002 membentuk Front Kedaulatan Maluku dan mengibarkan bendera Republik Maluku Selatan (RMS) di beberapa tempat. Upaya menurunkan bendera tersebut menimbulkan korban. Mereka gigih mempertahankannya. Sampai sekarang konflik Maluku itu belum dapat diatasi dengan tuntas.

Dari beberapa kejadian itu terlihat betapa di era reformasi terjadi pergeseran pelaku kekerasan. Di era orde baru, kekerasan lebih banyak dilakukan oleh oknum ABRI daripada warga sipil. Namun, pada era reformasi kekerasan justru diperlihatkan oleh sesama warga sipil. Masyarakat makin beringas dan hukum seperti tidak ada. Banyak kejadian kriminal yang pelakunya tertangkap basah langsung dihakimi bahkan sampai meninggal oleh masyarakat. Kinerja para penegak hukum sepertinya sudah tidak dapat dipercaya lagi. Masyarakat sudah muak melihat berbagai kasus besar yang melibatkan pejabat negara dan oknum militer tidak tertangani sampai tuntas meskipun mereka dinyatakan bersalah.Sedangkan mengenai masalah ekonomi, selama masa tiga bulan kekuasaan pemerintah B.J. Habibie, ekonomi Indonesia belum mengalami perubahan yang berarti. Enam dari tujuh bank yang telah dibekukan dan dilikuidasi pemerintah pada bulan Agustus 1998. Nilai rupiah terhadap mata uang asing masih tetap lemah di atas Rp10.000,00 per dolar Amerika Serikat. Persediaan sembilan bahan pokok di pasaran juga makin berkurang dan harganya meningkat cepat.

Misalnya, pada bulan Mei 1998, harga satu kilogram beras rata-rata Rp1.000,00, namun harga tersebut sempat naik menjadi di atas Rp3.000,00

per kilogram pada bulan Agustus 1998. Antrian panjang masyarakat membeli beras dan minyak goreng mulai terlihat di berbagai tempat. Oleh karena keadaan ekonomi yang parah menyebabkan rakyat Indonesia melakukan segala tindakan untuk sekadar dapat mencukupi kebutuhan. Penjarahan adalah pemandangan biasa yang dijumpai pada awal-awal pemerintahan Presiden B.J.

Habibie. Penjarahan mereka lakukan terhadap tempattempat yang dapat membantu kelangsungan hidup. Kayu-kayu di hutan lindung mereka tebangi, tambak udang dan ikan bandeng yang siap panen mereka sikat, lahan-lahan tidur milik orang kaya terutama mantan para penguasa orde baru mereka tempati. Mereka dengan mengatasnamakan rakyat

 

E. Krisis moneter  yang terjadi pada masa reformasi

Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak awal Juli 1997, sementara ini telah berlangsung hampir dua tahun dan telah berubahmenjadi krisis ekonomi, yakni lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur. Memang krisis ini tidak seluruhnya disebabkan karena terjadinya krisis moneter saja, karena sebagian diperberat oleh berbagai musibah nasional yang datang secara bertubi-tubi di tengah kesulitan ekonomi seperti kegagalan panen padi di banyak tempat karena musim kering yang panjang dan terparah selama 50 tahun terakhir, hama, kebakaran hutan secara besar-besaran di Kalimantan dan peristiwa kerusuhan yang melanda banyak kota pada pertengahan Mei 1998 lalu dan kelanjutannya.Sebagai konsekuensi dari krisis moneter ini, Bank Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1997 terpaksa membebaskan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing, khususnya dollar AS, dan membiarkannya berfluktuasi secara bebas (free floating) menggantikan sistim managed floating yang dianut pemerintah sejak devaluasi Oktober 1978. Dengan demikian Bank Indonesia tidak lagi melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menopang nilai tukar rupiah, sehingga nilai tukar ditentukan oleh kekuatan pasar semata. Nilai tukar rupiah kemudian merosot dengan cepat dan tajam dari rata-rata Rp 2.450 per dollar AS Juni 1997 menjadi Rp 13.513 akhir Januari 1998, namun kemudian berhasil menguat kembali menjadi sekitar Rp 8.000 awal Mei 1999.Penyebab dari krisis ini bukanlah fundamental ekonomi Indonesia yang selama ini lemah, hal ini dapat dilihat dari data-data statistik di atas, tetapi terutama karena utang swasta luar negeri yang telah mencapai jumlah yang besar. Yang jebol bukanlah sektor rupiah dalam negeri, melainkan sektor luar negeri, khususnya nilai tukar dollar AS yang mengalami overshooting yang sangat jauh dari nilai nyatanya1 . Krisis yang berkepanjangan ini adalah krisis merosotnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam, akibat dari serbuan yang mendadak dan secara bertubi-tubi terhadap dollar AS (spekulasi) dan jatuh temponya utang swasta luar negeri dalam jumlah besar. Seandainya tidak ada serbuan terhadap dollar AS ini, meskipun terdapat banyak distorsi pada tingkat ekonomi mikro, ekonomi Indonesia tidak akan mengalami krisis. Dengan lain perkataan, walaupun distorsi pada tingkat ekonomi mikro ini diperbaiki, tetapi bila tetap ada gempuran terhadap mata uang rupiah, maka krisis akan terjadi juga, karena cadangan devisa yang ada tidak cukup kuat untuk menahan gempuran ini. Krisis ini diperparah lagi dengan akumulasi dari berbagai faktor penyebab lainnya yang datangnya saling bersusulan. Analisis dari faktor-faktor penyebab ini penting, karena penyembuhannya tentunya tergantung dari ketepatan diagnosa.

 

F. Kondisi sosial ekonomi di daerah sulawesi tengah

Konflik sosial di Sulawesi Tengah tepatnya di daerah Poso berkembang menjadi konflik antaragama. Kejadian bermula dipicu oleh perkelahian antara Roy Luntu Bisalembah (Kristen) yang kebetulan sedang mabuk dengan Ahmad Ridwan (Islam) di dekat Masjid Darussalam pada tanggal 26 Desember 1998. Entah isu apa yang berkembang di masyarakat perkelahian dua orang berbeda agama itu berkembang menjadi ketegangan antaragama di Poso, Sulawesi Tengah.

Konflik tersebut juga menyebabkan ratusan rumah dan tempat ibadah hancur. Puluhan, bahkan ratusan nyawa melayang akibat konflik tersebut. Konflik sempat mereda, tetapi masuknya beberapa orang asing ke daerah konflik tersebut menyebabkan ketegangan dan kerusuhan terjadi lagi. Beberapa dialog digelar untuk meredakan konflik tersebut, seperti pertemuan Malino yang dilakukan pada tanggal 19–20 Desember 2001.

 

 

 

 

BAB 3.PENUTUP

 

A. Kesimpulan

Kesimpulanya,Kondisi sosial dan ekonomi di indonesia tidak sertamerta berjalan dengan baik begitu saja. Tetapi penuh dengan perjuangan dan pengorbanan. Mulai dari kondisi sosial di berbagai daerah, krisis moneter, dan lain lain.

Peran pemerintah sangatlah penting dalam perkembangan perekonomian dan sosial di negara kita, karena sudah terbukti setiap pemimpin berbeda beda program kerja dan hasilnya pun berbeda beda juga.

 

 

B. Saran

Sudah sepatutnya kita sebagai generasi muda mensyukuri nikmad tuhan yang maha esa, karena kita terlahir di era yg dimana kondisi perekonomian dan sosialnya bisa dibilang stabil. Sudah seharusnya kita menjaga dan menghargai stabilitas dan mobilitas sosial dan perekonomian di negara kita tercinta..

 

 

Daftar Pustaka.

Furqon,Muhammad Thoksyn.,2009.”Sejarah untuk Sma/Ma Kelas XII Program Ipa”.Jakarta: Pusat       Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Henriati,2013.http://www.google.co.id.Jakarta: Tanpa Penerbit.

Iksan,2009.”Sejarah untuk Sma/Ma Kelas XII Program Ipa”Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen  Pendidikan Nasional

Mansur,Irlan.2013.”http://www.google.co.id”.Jakarta:Tanpa Penerbit

9

No comments:

Post a Comment